Filosofi Kopi


Ben, nama barista itu. Diceritakan sangat mahir dan lumayan dikenal, bolak-balik masuk koran dan majalah. Dia menjadi mentor bagi semua barista di kedai kopi tempat dia bekerja. Masa kecilnya yang dramatis menjadi alasan kuat kenapa Ben begitu mencintai kopi.

Penggambaran Ben sebagai barista yang dahsyat sangat meyakinkan terbangun pada film Filosofi Kopi ini. Perhatikan cara dia menuang air panas dari ceret secara melingkar penuh perhitungan ke penyaring V60, juga kelembutannya yang bertenaga menekan tabung alat seduh aeropress, kelihaiannya menangani mesin espresso juga terlihat tidak dibuat-buat. Dan jangan lewatkan scene singkat saat Chicco Jerikho Jarumillind (nama asli pemeran Ben) bikin latte art. Kebaristaan dan kekopian Ben sepertinya lengkap dan sah dengan moto hidupnya: "Kalo soal kopi, gue enggak pernah bercanda."

Semua alat seduh, termasuk syphon juga dipamerkan dan diperagakan pada film ini. Seperti franchise Fast and Furious yang memamerkan puluhan mobil di setiap filmnya, secara keseluruhan Filosofi Kopi terlihat tidak setengah-setengah menampilkan detail dari tema yang diangkat.

Tapi bangunan yang meyakinkan itu runtuh saat Ben memutuskan untuk menyendiri dan mencoba membuat blend terbaik untuk kliennya. Setelah hampir dua minggu meneliti dia mengaku dengan antusias telah tercerahkan: pertama dia akhirnya paham suhu terbaik air untuk menyeduh kopi dan kedua dia baru tahu penggiling kopi burr (gerigi) lebih baik dari blade (pisau).

FYI kedua poin itu adalah hal mendasar bagi barista, di tempat kursus barista di mana pun soal itu pasti sudah dijelaskan pada pertemuan pertama. Bahkan bagi penikmat kopi yang tidak pernah kursus sekali pun hal itu mudah sekali diketahui dengan sedikit browsing ketika ingin belajar menyeduh kopi sendiri di rumah. Dan bukankah penggiling kopi burr harganya jauh lebih mahal.

Sangat aneh jika dua hal itu terlambat dipahami barista sekelas Ben yang diceritakan belajar bikin kopi di luar negeri ini . Itu seperti menggambarkan Dominic Toretto girang jejingkrakan karena baru paham bahwa dengan menekan pedal gas lebih dalam, maka mobil akan berlari lebih kencang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar